KEBIASAAN BELAJAR
Makalah Ini di Susun
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Penganpu
M. Irfan Burhani, M.Psi
Di Susun Oleh:
Nur Arfian Aulia (932112214)
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN)
2015
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Tidak
banyak orang menyadari bahwa mereka yang berhasil dalam hidupnya ialah mereka
yang dengan seksama telah merencanakan segala aktivitasnya dan melaksanakan
aktivitas dengan teratur dan terencana. Begitu pula dengan belajar, untuk
mencapai keberhasilan maka aktivitas dalam belajar harus terarah dan teratur
sehingga dapat mendisiplinkan diri sendiri. Seseorang yang telah belajar
membagi penggunaan waktunya dan merancang pembagian tugasnya sedang membiasakan
diri menuju kesuksesan.
Kebiasaan belajar
yang baik akan menjadi
sebuah budaya belajar yang
baik pula. Apabila
belajar telah menjadi
budaya, maka siswa
akan melakukan dengan senang
dan tanpa paksaan.
Namun pada kenyataannya masih banyak
dijumpai Kebiasaan Belajar
yang tidak teratur
pada siswa. Siswa
hanya belajar pada
saat menjelang ulangan harian
atau ujian bahkan
kadang tanpa ada
persiapan sama sekali. Hal tersebut menyebabkan Prestasi
Belajar siswa belum mencapai titik yang optimal.
Pada
makalah ini penulis akan memaparkan tentang beberapa hal mengenai kebiasaan
belajar, meliputi teori, indikator, faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan
belajar dan pentingnya kebiasaan belajar dalam proses belajar.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian kebiasaan belajar?
2.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kebiasaan belajar?
3.
Bagaimana teori-teori kebiasaan belajar?
4.
Bagaimana indikator kebiasaan belajar?
5.
Bagaimana pentingnya kebiasaan belajar dalam
proses belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Kebiasaan Belajar
Kebiasaan adalah
serangkaian perbuatan seseorang secara berulang-ulang dengan cara yang sama dan
berlangsung tanpa proses berpikir lagi. Berdasarkan pengertian tersebut maka
dapat di pahami bahwa kebiasaan belajar merupakan serangkaian tingkah laku yang
di lakukan secara konsisten/berulang oleh siswa dalam kegiatan belajarnya.
Dengan kata lain kegiatan belajar merupakan perilaku siswa yang di tunjukkan
secara berulang tanpa proses berfikir lagi dalam kegiatan belajar yang di lakukannya.
Istilah belajar menunjukkan pada kegiatan dan peranan peserta didik yang
menerima pelajaran atau belajar yang artinya suatu kegiatan yang bertujuan
untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan mengenai suatu pekerjaan yang
dapat di capai melalui proses berfikir atau dengan cara melakukan praktek.[1]
Kebiasaan belajar adalah perilaku siswa yang di lakukan secara berulang-ulang
dari waktu ke waktu dengan cara yang sama. Gie (1995: 192) mengatakan bahwa “
kebiasaan adalah perilaku siswa yang di lakukan secara rutin dari waktu ke
waktu dalam rangka pelaksanaan belajarnya.[2] Kebiasaan belajar adalah
cara-cara kegiatan belajar yang sering di lakukan sehari-hari sehingga otomatis
menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar bukanlah suatu bakat alamiah atau bawaan sejak
lahir, tapi merupakan suatu pembentukan.[3]
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi
hasil belajar. Menurut Djaali (2008: 128), “kebiasaan belajar merupakan cara
atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca
buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.[4]
(Syah, 2008) Kebiasaan belajar adalah proses penyusutan kecenderungan respon dengan
menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.[5] The Liang Gie (1995: 192) mengemukakan
“kebiasaan belajar adalah segenap perilaku yang di tunjukkan secara ajeg dari
waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan pembelajaran.[6]
Usman Barat dalam Munawir Yusuf (2007: 22) memberikan penjelasan pengertian
kebiasaan belajar yaitu pengulangan cara belajar yang memberikan rasa nyaman
kepada si pelajar. Kebiasaan belajar terbentuk melalui proses belajar[7]
Kebiasaan belajar adalah suatu
tingkah laku yang
dilakukan oleh siswa
secara teratur dan berulang-ulang dalam
kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.[8]
2.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebiasaan Belajar
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebiasaan belajar pada siswa sangat beragam. Faktor-faktor
itu bisa berasal dari dalam diri siswa sendiri ataupun dari lingkungan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebiasaan belajar siswa ini seharusnya di manipulasi
sedemikian rupa sehingga dapat membuat sebuah perilaku kebiasaan belajar yang
bersifat positif bagi siswa.
Kebiasaan
belajar dapat terwujud dan dilaksanakan siswa dalam kaitannya dengan aktivitas
kehidupan yang nampak yaitu dalam bentuk tingkah laku khususnya dalam proses
pembelajaran disekolah, kebiasaan belajar ini tidak muncul dengan sendirinya
melainkan dikondisikan dan dibentuk melalui berbagai kegiatan baik melalui pengalaman,
latihan dan belajar, yang dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan
dalam suasana pembelajaran.
Pengalaman
dan latihan itu sengaja dan disadari, atau merupakan proses belajar sampai
dengan tercapainya kematangan dan kemantapan dalam mengambil keputusan itu
terjadi karena adanya proses pembelajaran, dalam pembentukan kebiasaan
kebiasaan dengan melalui pembelajaran ini individu akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor luar individu (eksternal) dan faktor
dalam individu itu sendiri itu sendiri (interen).
Sejalan
dengan yang diungkapkan Syamsu Yusuf (2006) bahwa kebiasaan belajar dapat
dipengaruhi oleh faktor interen dan ekstern dan dapat
dikembangkan melalui latihan, pemahaman, perasaan dan keyakinan tentang manfaat
belajar.
Sularti
(2008) mengemukakan faktor dari luar dan dari dalam individu yang mempengaruhi
kebiasaan belajar.
Faktor
dari luar individu yang sering berpengaruh pada kebiasaan belajar adalah
sebagai berikut:
- Sikap guru. Guru yang kurang memahami dan mengerti tentang kondisi siswa, guru tidak adil, kurang perhatian, khususnya pada anak-anak yang kurang cerdas atau pada siswa yang memiliki gangguan emosi atau lainnya, guru yang sering marah jika siswa tidak dapat mengerjakan tugas.
- Keadaan ekonomi orang tua. Siswa tidak sekolah atau alpa dapat disebabkan siswa tidak memiliki uang transport untuk kesekolah karena lokasi sekolah sangat jauh dari rumah, atau siswa tidak dapat mengerjakan tugas karena tidak memilki buku LKS, dan kesulitan belajar dirumah karena tidak memiliki buku paket dan kelengkapannya belajarnya.
- Kasih sayang dan perhatian orang tua. Siswa malas pada umumnya berasal dari keluarga yang broken home, orang tua bercerai, memiliki ibu atau bapak tiri, sehingga orang tua kurang dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayang pada anaknya, anak merasa ditelantarkan, disia-siakan, merasa bahwa dirinya tidak berarti.
Faktor dari
dalam individu yang sering mempengaruhi adalah sebagai berikut:
- Minat, motivasi dan cita-cita. Pada umunya siswa yang memiliki kebiasaan malas belajar atau sering tidak masuk sekolah karena tidak memiliki cita- cita atau harapan.
- Pengendalian diri dan emosi. Siswa malas dapat disebabkan siswa tersebut tidak dapat menolak ajakan teman, perasaan takut, kecewa atau tidak suka kepada guru, emosi yang tidak stabil seperti mudah tersinggung, mudah marah dan putus asa.
- Kelemahan fisik, panca indra dan kecacatan lainnya. Siswa yang memiliki kekurangan fisik kurang dapat berkembang dengan normal dimungkinkan memiliki sikap dan kebiasaan belajar kurang baik, siswa ingin diperhatikan, kurang percaya diri dan sebaliknya sombong sekedar menutupi kekurangannya.
- Kelemahan mental seperti kecerdasan/ intelegensi dan bakat khusus.
Bagaimanapun
juga, faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar harus diarahkan agar
terbentuk sebuah perilaku belajar yang positif. Dorongan dan bimbingan dari
orang tua, guru dan orang-orang terdekat dengan siswa sangat mempengaruhi
terbentuknya kebiasaan belajar ini.[9]
Pada
dasarnya dalam proses pembelajaran sering timbul kesulitan belajar di karenakan
kebiasaan belajar yang kurang baik, Gie (1987: 7) bahwa ”agar seseorang dapat
belajar dengan baik dia harus mengetahui dulu metode, teknik, kamahiran atau
cara-cara yang efisien kemudian pengetahuan itu di praktikkan setiap hari
sampai menjadi suatu kebiasaan belajar”. Cara-cara yang di pakai siswa dalam
belajar akan menjadi suatu kebiasaan, kebiasaan yang dapat mempengaruhi belajar
siswa.
Pada umumnya kebiasaan belajar yang di lakukan
para siswa baik di rumah maupun di sekolah, bahwa adanya kecenderungan
melakukan tingkah laku belajar apabila mereka akan menghadapi ulangan atau
ujian dan ada pekerjaan rumah saja. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang
baik maka akan memperoleh prestasi yang baik pula, sebaliknya siswa yang
kebiasaan belajarnya tidak baik, maka prestasi belajarnya tidak akan maksimal.
Sebagaimana di kemukakan Hamalik (1990: 30) bahwa” cara belajar yang di
pergunakan turut menentukan hasil belajar yang di harapkan. Cara yang tepat
akan menentukan hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan
menyebabkan belajar itu kurang berhasil.”[10]
3.
Teori Kebiasaan Belajar
Menurut Djamarah dan Zain (2006:57) inti dari
pada belajar adalah pengulangan. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk mencapai
suatu prestasi belajar, maka seorang siswa harus rajin mengulang pelajarannya.
Dengan kata lain seorang pelajar yang ingin mencapai hasil belajar yang baik,
harus membentuk suatu pola (kebiasaan) sehingga tingkah laku belajar itu
efisien. Dalam hal ini Slameto (2003:82) menyatakan bahwa kebiasaan belajar
akan mempengaruhi hasil belajar.
Kebiasaan
belajar di rumah, pengaruhnya juga terbawa ke sekolah (Djamarah, 2006:2003).
Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah, namun memakan waktu yang
lama. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan juga sulit untuk merubahnya.
Berdasarkan pendapat Slameto (2003:82) dapat dinyatakan bahwa kebiasaan belajar
yang baik itu meliputi: kebiasaan dalam mengikuti pelajaran, kebiasaan dalam
membaca buku, kebiasaan dalam memantapkan materi pelajaran, kebiasaan dan
kerajinan dalam mengerjakan tugas dan kebiasaan dalam menghadapi ujian.
Disiplin terhadap waktu yang sudah direncanakan
untuk belajar merupakan langkah awal untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjana (1994:8) bahwa ornag yang
memilki kebiasaan mulai belajar pada waktu yang direncanakan dan dapat belajar
pada waktu yang ditentukan maka akan mendapat hasil belajar yang maksimal.
Menurut Salameto (2003:82) “buatlah jadwal belajar sehari sebelumnya”.
Adanya suatu
rencana belajar dengan pembagian waktu, maka akan selalu cukup waktu untuk
belajar. sebagaimana Suryosubroto (1997:100) menyatakan bahwa “makin lama siswa
menggunakan waktu yang sungguh-sungguh untuk belajar, maka makin tinggi tingkat
penguasaan terhadap materi yang dipelajari.
Menurut Paul B Diendrich dalam Sardiman
(2007:101) disekolah siswa bukan hanya dituntut untuk mendengarkan dan mencatat
namun juga aktif. Keaktifan dalam belajar dapat diwujudkan dalam bentuk bertanya,berdiskusi
dan menaggapai permasalahan yang ada selama proses pembelajaran (Hasibuan,dkk,
2006:7). Mencatat materi pelajaran yang baik, bukanlah mencatat apa yang
diucapkan oleh guru, tetapi mencatat materi tersebut harus berdasarkan
pemahaman yang diterima atau berdasarkan bahasa sendiri. Seperti yang
dinyatakan oleh Suparno (2001:112).
Catatan merupakan ikhtisar tentang hal-hal yang
essensial yang terdapat dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang disimak
yang mempunyai bentuk yang sederhana. Disamping itu mencatat materi pelajaran
hendaklah pada buku khusus dengan baik, rapi, lengkap dan teratur antara
materi yang satu dengan yang lainnya (Slameto,2003:85)
Kebiasaan membaca buku
Membaca
memiliki perana yang sangat besar dalam belajar. hamper sebagian besar sebagian
aktivitas belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlu
pula membaca dengan baik/efisien. Menurut Zulfi (2008:16) cara membaca buku
yang efisien dapat dilakukan dengan strategi PQ4R (Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, and Review).
Maksudnya seorang siswa yang mempelajari buku biologi,
sebelum membaca hendaklah menyelidiki terlebih dahulu tujuan atau gambaran umum
mengenai buku tersebut (Preview). Setelah mengetahui tujuan atau gambaran umum buku tersebut baru
dipertanyakan tentang tujuan atau gambaran tadi (Question). Setelah
dilakukan dua langkah di atas tadi barulah siswa mulai membaca uraian
selanjutnya (Read).
Lebih lanjut Gie dalam Slameto (2003:84)
kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik adalah: memperhatikan kesehatan membaca,
ada jadwal, membuat tanda-tanda/catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan,
membaca sungguh-sungguh, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Disamping mengetahui cara membaca yang baik,
kesehatan membaca pun perlu diperhatikan. Menurut Slameto (2003:84) kesehatan
membaca meliputi buku yang dibaca kelihatan jelas dengan sinar yang terang,
jarak mata dengan buku kira-kira 25-30 cm dan membaca pada meja belajar.
Kebiasaan memantapkan materi pelajaran[11]
4. Indikator Kebiasaan
Belajar.
Indikator Kebiasaan belajar
yang baik, akan
membantu siswa menguasai pelajarannya, mencapai
kemajuan studi dan
akhirnya meraih sukses di sekolahnya. Bentuk-bentuk dari kebiasaan
belajar yang baik tersebut adalah:
1) Melakukan studi
secara teratur setiap hari.
Jenis
pekerjaan apapun akan
memperoleh hasil yang
baik apabila dilakukan dengan
teratur. Terlebih lagi dalam hal belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Ahmadi bahwasanya pokok pangkal pertama dari cara belajar yang baik
adalah keteraturan. Karena hanya dengan membiasakan belajar dengan
teraturlah seorang siswa
akan memperoleh hasil yang
baik. Selanjutnya Ahmadi juga
menuturkan bahwa pikiran
yang teratur akan menjadi modal yang
tidak ternilai harganya. Karena hanya
dengan pikiran teratur, ilmu
dapat dimengerti dan dikuasai. Kesalahan yang
sering dibuat para
pelajar selama ini
adalah menumpuk pelajaran sampai saat ulangan atau sudah mendekati
ujian. Jelas saja pelajaran itu
tidak mungkin masuk ke otak dalam waktu yang sangat singkat, walau bagaimanapun
kerasnya seorang siswa belajar. Kalaupun dapat selesai mempelajarinya, materi pelajaran itu tidak akan dikuasanya dengan
baik. Hal inilah yang biasa disebut Cramming. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah
apabila seorang siswa membiasakan diri untuk teratur dalam belajar.
Dari berbagai
percobaan telah dibuktikan,
bahwa belajar yang
terus menerus dalam jangka waktu
yang lama tanpa
istirahat adalah belajar yang tidak
efisien dan tidak
efektif. Oleh karena itu belajar yang produktif diperlukan adanya
pembagian waktu belajar. Dalam hal ini,
sebagaimana dikemukakan
dalam hukum jost
tentang belajar, bahwasanya
belajar 30 menit 2x sehari selama
6 hari lebih
baik dan produktif dari pada sekali belajar selama 6 jam (360) menit
tanpa berhenti untuk istirahat.
2) Mempersiapkan
semua keperluan studi pada malam hari sebelum keesokan harinya berangkat
kesekolah. Siswa harus benar-benar
mempersiapkan keperluan-keperluan yang dibutuhkanya di
sekolahan setidaknya pada
malam hari sebelum
keesokan harinya berangkat kesekolah. Sehingga pada saat proses belajar mengajar
dimulai, siswa sudah siap dengan peralatan belajarnya seperti buku, bolpoint, pensil, pengaris, penghapus
buku PR dan lain sebagainya. Dengan begitu keefektifan kegiatan belajar di
sekolah tidak terganggu, hanya karena ada peralatan yang tertinggal dirumah.
3) Senantiasa hadir
di kelas sebelum pelajaran dimulai.
Disiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga
merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. Dan watak
yang baik dalam
diri seseorang akan
menciptakan suatu pribadi yang
luhur. Dengan membiasakan diri
untuk disiplin masuk kelas sebelum guru memulai pelajaranya, maka siswa tidak
akan ketinggalan materi yang dibahas pada hari tersebut. Minimal siswa sudah
siap di kelas 5 menit sebelum guru
hadir dan memulai pelajarannya. Agar pemahaman siswa terhadap materi juga lebih
maksimal.
4) Terbiasa belajar
sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.
Seorang siswa akan selalu dituntut untuk benar-benar
menguasai bahan pelajaran secara lengkap
sebelum melangkah pada
materi berikutnya. Memahami,
mencatat dan menghafal materi merupakan satu kesatuan untuk membantu agar
siswa dapat menguasai
bahan-bahan pelajarannya hingga tuntas. Jika
terdapat materi yang
belum dimengerti dan
sukar difahami, siswa dapat
menanyakanya pada guru atau pada
temannya sehingga materi yang
sulit akan lebih mudah difahami.
Siswa yang
sulit memahami materi
yang dipelajarinya terkadang disebabkan karena kurangnya
konsentrasi dalam belajar. Sedangkan menurut Slameto, penyebab
dari sulitnya berkonsentrasi adalah
karena kurang berminat terhadap mata
pelajaran yang dipelajari;
terganggu oleh keadaan lingkungan seperti bising, keadaan yang kurang kondusif,
cuaca buruk dan lain-lain; pikiran kacau
atau sedang mengalami banyak masalah
sehingga kondisi jiwa dan raganya terganggu, bosan terhadap
sekolah/pelajaran dan lain sebagainya.
5) Terbiasa
mengunjungi perpustakaan.
Tidak seorang pun
belajar tanpa bacaan.
Dan perpustakaan adalah gudang
dari bacaan tersebut.
Sebagaimana yang telah
disebutkan oleh Ahmadi, bahwa
dengan menjadi pengunjung perpustakaan
yang setia dan dapat mempergunakan perpustakaan dengan tangkas
dan baik, maka seorang pelajar akan menjadi seorang yang berpengetahuan. [12]
Indikator siswa
dengan kebiasaan belajar yang baik seperti dirangkum Magforwomen.com :
1. Punya lokasi khusus
belajar
Belajar yang baik tentunya harus
dalam kondisi tenang dan senyaman mungkin. Hal itu tidak akan terjadi jika anda
belajar di sembarang tempat. Anda membutuhkan ruang yang nyaman dan tidak
berisik.
Jika anda memilih belajar di
kamar, pastikan anda memiliki meja khusus untuk belajar dengan posisi tubuh
yang pas dibandingkan hanya tiduran di kasur. Anda butuh ruang agar ponsel
maupun komputer berjarak dari tempat tidur.
2. Memberi penekanan pada
teks penting
Siswa yang baik juga membiasakan
meningkatkan pengheliatan mereka secara visual ketika membaca. Memberi
penekanan dengan spidol atau stabilo untuk hal-hal yang penting saat membaca
akan membantu siswa memahami suatu hal lebih cepat.
Bahkan, saat terlupa dengan
pelajaran ketika ujian cara tersebut akan sangat membantu. Setelah itu, anda
juga bisa membuat catatan kecil tentang perbandingan konsep yang baru dibaca.
3. Membuat jadwal
Membuat jadwal belajar juga
merupakan hal penting jika seorang siswa ingin kegiatannya lebih teratur. Anda
pun harus memiliki jam-jam tertentu untuk belajar dengan tujuan-tujuan dan
target.
Penting juga agar anda bisa
seimbang melakukan berbagai kegiatan yang lain dan istirahat agar pikiran tidak
penuh dengan informasi pelajaran yang kadang membuat jenuh. Semakin terencana
dan terjadwal segala kegiatan, maka akan membuat diri semakin relaks dan
percaya diri menghadapi ujian.
4. Banyak berlatih
Siswa yang baik dan cerdas
pastinya sangat memahami pentingnya berlatih. Sekedar mempelajari tiap bab
tentu tidak cukup, anda harus menguji diri sendiri sebagai tanda apakah anda
menyerap pelajaran dengan baik dan sukses. Latihlah kemampuan anda dengan
menjawab soal-soal latihan ujian. [13]
Indikator kebiasaan belajar yang buruk, kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit siswa memahami pengetahuan,
menghambat kemajuan studi, dan akhirnya mengalami kegagalan. Bentuk-bentuk dari
kebiasaan belajar yang
buruk tersebut yaitu:
(1) hanya melakukan belajar
secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu, (2) sesaat sebelum berangkat ke sekolah
barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan yang perlu dibawa, (3) sering
terlambat masuk kelas, (4) belajar seperlunya saja sehingga butir-butir
pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan, (5) jarang sekali masuk
perpustakaan dan tidak tahu cara mempergunakan ensiklopedi dan berbagai karya
acuan lainnya.[14]
5.
Pentingnya Kebiasaan Belajar dalam Proses Belajar
Keberhasilan dalam belajar, tidak hanya di tentukan oleh
kemampuan dasar saja, tetapi juga di tentukan oleh bagaimana cara belajar.
Kebiasaan belajar merupakan cara-cara yang di lakukan pelajar dalam proses
belajar. Kebiasaan belajar ini sangat menentukan prestasi yang akan di capai.
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa,
kegagalan belajar yang dialami siswa karena tidak memiliki kebiasaan belajar
yang baik. Bukan tidak mungkin siswa yang memiliki kemampuan tinggi tidak
mencapai prestasi yang sesuai dengan kemampuan bahkan prestasinya di bawah
siswa yang mempunyai kemampuan rata-rata. Sebaliknya siswa yang memiliki
kemampuan rata-rata dapat mencapai prestasi yang optimal karena menggunakan
kebiasaan belajar yang efektif. Kebiasaan belajar yang efektif mencakup cara
mengetur waktu belajar dengan cara membuat jadwal sesuai rencana aktifitas
belajar yang akan di lakukan, cara membaca modul yang tepat, berkonsentrasi
yang baik dan melaksanakan ujian dalam keadaan tenang. Kebiasaan belajar
berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan
belajar baik akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Maka dari itu
kebiasaan belajar sangat penting dalam proses belajar.[15]
Belajar
secara efektif memerlukan banyak cara dan perjuangan. Belajar efektif juga
harus diterapkan di keseharian siswa dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
pelajar, cara belajar yang efektif sangat membantu siswa dalam mengingat-ingat
pelajaran sehingga nilai ulangan maupun ujian siswa akan baik dan sesuai dengan
keinginan siswa.
Kebiasaan
belajar yang efektif juga akan berdampak dalam kehidupan sehari-hari siswa
dimana mereka akan senantiasa terbiasa melakukan sesuatu dengan hasil yang
maksimal namun mereka bisa menggunakan waktu yang minimal.
Jika
seorang siswa tidak memiliki cara atau kebiasaan belajar yang efektif maka
banyak kerugian yang akan diterima, seperti rugi waktu, rugi tenaga yang
akhirnya akan berdampak buruk bagi siswa tersebut. Kerugian itu juga akan
berdampak pada orang-orang yang ada disekitar siswa, khususnya orang tua yang
sudah susah payah menyekolahkan mereka.[16]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebiasaan
adalah serangkaian perbuatan seseorang secara berulang-ulang dengan cara yang
sama dan berlangsung tanpa proses berpikir lagi. Berdasarkan pengertian
tersebut maka dapat di pahami bahwa kebiasaan belajar merupakan serangkaian
tingkah laku yang di lakukan secara konsisten/berulang oleh siswa dalam
kegiatan belajarnya.
Faktor-faktor
yag mempengaruhi kebiasaan belajar ada 2, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Terdapat
teori dan indikator yang harus ada dalam kebiasaan belajar agar bisa
mendapatkan hasil belajar yang maksimal serta prestasi belajar yang memuaskan.
Kebiasaan belajar merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan siswa, kegagalan belajar yang dialami
siswa karena tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik. Maka dari itu
kebiasaan belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar jika
ingin mendapat prestasi belajar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebiasaan Belajar”, Psychologymani (online)
2008, ( http://www. Psychologymania.co.id,
diakses tanggal 8 Desember 2015).
Arifin, Prima. “Hubungan Kebiasaan
Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 13 Malang”,
(2012), 3.
Artana, Made.
“Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Dan
Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas X Sma Lab Singaraja”, 2.
Ibrahim. “Kebiasaan Belajar
Matematika Siswa dan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah”. (November
2012), 44.
Kristanti, Fransiska Silvia Bety. “Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa Dan Hasil
Akademik Siswa Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Para Siswa Kelas II SMP
Pengudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007”. (2007), 16.
Kuswanti, Eko. “Hubungan Antara
Keberhasilan Belajar dengan Penilaian Terhadap Sistem Evaluasi dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa”, jpp, (2010),
Volume 8 Nomor 1.
Marthayunanda. “Teori Kebiasaan
Belajar”, (online) 2015 ( http://www. Teori Kebiasaan Belajar_Download Soal.co.id, diakses tanggal 7 Desember 2015).
Prasetya, Ignatius
Gemilau Ragil. “Bimbingan Belajar Efektif
Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajarpada Siswa Kelas VII”. Kajian
Ilmiah Psikologi (Januari , 2013), No 1, Vol. 2, Januari - Juni 2013, hal.
1 – 4.
Pratiwi, Listya. “6 Kebiasaan Belajar
Yang Wajib Dilakukan Siswa”, (online) 2 April 2015 ( http://www. Kebiasaan Belajar yang Wajib Dilakukan
Siswa.co.id. diakses tanggal 7 Desember 2015).
Purwanto, M Ngalim. Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000.
Roida, Siagian Eva Flora. “Pengaruh
Minat dan Kebiasaan Belajar SiswaTerrhadap Prestasi Belajar Matematika”. Jurnal
Formatif , 2(2): 122-131.
Rona Binham. “Pentingnya Sikap dan Kebiasaan Belajar
Efektif”, Cave Motivasi (online), 8
Mei 2012( http://www. Sikap dan Kebiasaan Belajar Efektif_Cave
Motivasi.co.id, diakses tanggal 7 Desember 2015).
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Syah,
Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1999.
Wardani, Intan Kusuma. ”Pengaruh
Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik terhadap Hasil Belajar”, 3.
[1]
Roida Eva Flora Siagian, “Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar SiswaTerrhadap
Prestasi Belajar Matematika”, Jurnal
Formatif , 126.
[2]
Prima Arifin, “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
VII B SMP Negeri 13 Malang”, (2012), 3.
[3]
Intan Kusuma Wardani,”Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik terhadap
Hasil Belajar”, 3.
[4] Made
Artana, “Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi Kelas X Sma Lab
Singaraja”, 2.
[5] Ignatius
Gemilau Ragil Prasetya, “Bimbingan Belajar Efektif Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajarpada Siswa
Kelas VII”, Kajian Ilmiah Psikologi (Januari
, 2013), 4.
[6]
Fransiska Silvia Bety Kristanti, “Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa Dan Hasil
Akademik Siswa Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Para Siswa Kelas II SMP
Pengudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007”, (2007), 16.
[7]Ibrahim,
“Kebiasaan Belajar Matematika Siswa dan Pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah”, (November 2012), 44.
[8]
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 29.
[9]
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar”, Psychologymani, http://www. Psychologymania.co.id,
2008, diakses tanggal 8 Desember 2015.
[10]
Prima Arifin, “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa”, 5.
[11]
Marthayunanda, “Teori Kebiasaan Belajar”, http://www. Teori Kebiasaan Belajar_Download Soal.co.id, 2015, diakses
tanggal 7 Desember 2015.
[12]
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 50.
[13]
Listya Pratiwi, “6 Kebiasaan Belajar Yang Wajib Dilakukan Siswa”, http://www. Kebiasaan Belajar yang Wajib Dilakukan Siswa.co.id.
2 April 2015, diakses tanggal 7 Desember 2015.
[14]
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 52.
[15]
Eko Kuswanti, “Hubungan Antara Keberhasilan Belajar dengan Penilaian Terhadap
Sistem Evaluasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”, jpp, (1 Maret, 2010), 59
[16]
Rona Binham, “Pentingnya Sikap dan Kebiasaan Belajar Efektif”, Cave Motivasi, http://www.
Sikap dan Kebiasaan Belajar Efektif_Cave
Motivasi.co.id, 8 Mei 2012, diakses tanggal 7 Desember 2015.
0 komentar:
Posting Komentar